A. Kelompok BGI yang Berhubungan Dengan Batuan Sedimen
B. Kelompok BGI yang berhubungan dengan batuan gunung api
jawa barat, jawa tengah, jawa timur. Pemanfaatannya sebagai penjernihan air.
Penambangannya dengan metode tambang terbuka menggunakan peralatan sederhana.
F. Kelompok BGI yang berhubungan dengan Batuan Malihan
4-4,5 berat jenis2,8. dimanfaatkan sebagai bahan refraktori. Penambangannya
menggunakan metode tambang terbuka dengan peraltan sederhana. Dan tersebar didaerah
sumatera barat.
Repost from : rizkimartarozi.blogspot.com
Kelompok Bahan Galian ini dibagi Menjadi Dua Kelompok yaitu sub
kelompok A yang merupakan bahan galian industri yang berkaitan dengan
batu gamping dan Sub kelompok B yang merupakan bahan galian industri
yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya.
1. Sub Kelompok A
a. Batu Gamping
Batu
kapur (Gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara
organik, secara mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur
yang terdapat di alam terjadi secara organik, jenis ini berasal dari
pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput, foraminifera atau ganggang,
atau berasal dari kerangka binatang koral/kerang. Batu kapur dapat
berwarna putih susu, abu muda, abu tua, coklat bahkan hitam, tergantung
keberadaan mineral pengotornya.
Penggunaan
batu kapur sudah beragam diantaranya untuk bahan kaptan, bahan campuran
bangunan, industri karet dan ban, kertas, dan lain-lain.
Potensi
batu kapur di Indonesia sangat besar dan tersebar hampir merata di
seluruh kepulauan Indonesia. Sebagian besar cadangan batu kapur
Indonesia terdapat di Sumatera Barat.
Pada
umumnya deposit batu gamping ditemukan dalam bentuk bukit. Oleh sebab
itu teknik penambangan dilakukan dengan tambang terbuka dalam bentuk
Quarry tipe sisi bukit (Side hill type).
b. Dolomit
Dolomit
termasuk rumpun mineral karbonat, mineral dolomit murni secara teoritis
mengandung 45,6% MgCO3 atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO.
Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi CaCO3.MgCO3,
CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan nilai x lebih kecil dari satu.
Dolomit di alam jarang yang murni, karena umumnya mineral ini selalu
terdapat bersama-sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan
lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor, terutama ion besi.
Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan dengan kekerasan
lebih lunak dari batugamping, yaitu berkisar antara 3,50 - 4,00,
bersifat pejal, berat jenis antara 2,80 - 2,90, berbutir halus hingga
kasar dan mempunyai sifat mudah menyerap air serta mudah dihancurkan.
Penggunaan
dolomit dalam industri tidak seluas penggunaan batugamping dan
magnesit. Kadang-kadang penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan
penggunaan batugamping atau magnesit untuk suatu industri tertentu. Akan
tetapi, biasanya dolomit lebih disukai karena banyak terdapat di alam.
Madiapoera, T (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomit yang cukup
besar terdapat di Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur dan Madura dan Papua. Di beberapa daerah sebenarnya terdapat
juga potensi dolomit, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya
berupa lensa-lensa pada endapan batugamping.
Penambangan dolomit dilakukan sama dengan penambangan batu gamping.
c. Kalsit
Kalsit
merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia
pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai
sistem kristal Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak berwarna dan
transparan. Sifat fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3
(skala Mohs); bentuk prismatik; tabular; pejal; berbutir halus sampai
kasar; dapat terbentuk sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal,
oolitik atau pisolitik. Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning,
coklat, pink, biru, lavender, hijau pucat, abu-abu, dan hitam.
Penggunaan
kalsit saat ini telah mencakup berbagai sektor yang didasarkan pada
sifat fisik dan kimianya. Penggunaan tersebut, meliputi sektor
pertanian, industri kimia, makanan, logam dan lainnya.
Kalsit
terdapat di sepanjang pantai barat Sumatera, Jawa bagian selatan dan
utara (sebagian kecil). Bentuk endapan dapat datar, bukit atau berupa
lensa. Cadangan yang diketahui merupakan klasifikasi cadangan tereka di
daerah Indarung (10,1 juta ton), Sumatera Barat (10 juta ton) dan
Begelan di Kabupaten Purwokerto (0,1 Juta ton).
Proses penambangan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan secara sederhana antara lain gancu dan linggis.
d. Marmer
Marmer
atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan
dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya
endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut
membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi. Akibat rekristalisasi
struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir.
Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau
berumur Kuarter hingga Tersier.
Penggunaan
marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua
penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario
biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan
sebagainya, sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan
patung.
Proses penambangan marmer dilakukan secara sederhana dengan peralatan sederhana seperti gergaji.
e. Oniks
Endapan
oniks mempunyai komposisi kimia CaCO3 terdiri dari mineral kalsit yang
berlapis dengan ketebalan dan pola yang bervariasi. Umumnya berwarna
putih kekuningan dan agak bening sehingga tembus pandang. Oniks terjadi
pada rongga atau tekanan batu gamping yang berasal dari larutan kalsium
karbonat baik yang terjadi pada temperatur panas atau dingin. Bila oniks
ini terkena proses metamorfose maka akan terbentuk oniks marmer.
Seperti marmer, oniks tidak tahan terhadap larutan asam oleh sebab itu
disarankan jangan sampai terkena air hujan.
Oniks biasanya dimanfaatkan sebagai hiasan seperti asbak, vas, lampu duduk/ gantung atau bentuk dekorasi lainnya.
Endapan
oniks yang sudah diketahui keberadaannya yaitu didaerah jawa barat
(Ciniru, kabupaten kuningan), Jawa tengah (Daerah wirosari), dan
beberapa daerah jawa timur.
Proses penambangan yang dilakukan sama seperti penambangan marmer.
f. Fosfat
Fosfat
adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan
kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai
bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau
berdasarkan kandungan P2O5.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit. Sifat fisik yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H. Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit. Sifat fisik yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H. Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam.
Fosfat
dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %. Sementara
itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N
(nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O). Fosfat
sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut
dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk
pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan. Di Indonesia,
jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano
(kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Propinsi Aceh, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT,
sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian
Jaya.
Proses penambangan dilakukan dengan cara sederhana dengan peralatan sederhana.
g. Rijang
Rijang
(SiO2) Terbentuk dari proses replacement terhadap batu gamping oleh
silika organik atau anorganik. Rijang berbutir sangat halus umumnya
berwarna kehijauan atau kehitaman, nilai kekerasannya 7.
Rijang
banyak tersebar diwilayah indonesia diantaranya daerah Istimewa aceh,
Jawa barat, Jawa tengah, Jawa timur, Kalimantan barat, Kalimantan
selatan, Sulawesi selatan, Nusa tenggara timur.
Rijang termasuk sebagai bahan batu setengah permata. Oleh sebab itu kebanyakan dibentuk sebagai hiasan (ornament).
Proses penambangan yang dilakukan dengan menggunakan peralatan sederhana seperti linggis.
h. Gipsum
Gipsum
(CaSO4.2H2O) mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit
alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih,
namun terdapat variasi warna lain, seperti warna kuning, abu-abu, merah
jingga, dan hitam, hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi
dengan gypsum. Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak, pejal, kekerasan
1,5 – 2 (skala mohs), berat jenis 2,31 – 2,35, kelarutan dalam air 1,8
gr/l pada 00C yang meningkat menjadi 2,1 gr/l pada 400C, tapi menurun
lagi ketika suhu semakin tinggi.
Gipsum
terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang
bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat
proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika
salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gypsum
berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batugamping, serpih
merah, batupasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk
endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen.
Gypsum banyak digunakan sebagai bahan tambahan semen portland, serta alat kesehatan dan kimia.
Sistem penambangan yang dilakukan dengan menggunakan sistem quarry.
2. Sub Kelompok B
a. Bentonit
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral.
Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P. Kalimantan dan P. Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) . Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di Tasikmalaya, Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di Pangkalan Brandan; Sorolangun-Bangko; Boyolali.
Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap.
Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain, yaitu atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang telah diaktifkan.
Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Ca-bentonit dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor setelah melalui pertukaran ion, sehingga terjadi perubahan menjadi Na-bentonit dan diharapkan terjadi peningkatan sifat reologi dari suspensi mineral tersebut Agar mencapai persyaratan sebagai bahan lumpur sesuai dengan spesifikasi standar, perlu ada penambahan polimer. Hal itu dapat dilakukan melalui aktivasi bentonit untuk bahan lumpur bor.
Endapan bentonit Indonesia tersebar di P. Jawa, P. Sumatera, sebagian P. Kalimantan dan P. Sulawesi, dengan cadangan diperkirakan lebih dari 380 juta ton, serta pada umumnya terdiri dari jenis kalsium (Ca-bentonit) . Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu di Tasikmalaya, Leuwiliang, Nanggulan, dan lain-lain. Indikasi endapan Na-bentonit terdapat di Pangkalan Brandan; Sorolangun-Bangko; Boyolali.
Na-bentonit dimanfaatkan sebagai bahan perekat, pengisi (filler), lumpur bor, sesuai sifatnya mampu membentuk suspensi kental setelah bercampur dengan air. Sedangkan Ca-bentonit banyak dipakai sebagai bahan penyerap.
Untuk lumpur pemboran, bentonit bersaing dengan jenis lempung lain, yaitu atapulgit, sepiolit dan lempung lain yang telah diaktifkan.
Dengan penambahan zat kimia pada kondisi tertentu, Ca-bentonit dapat dimanfaatkan sebagai bahan lumpur bor setelah melalui pertukaran ion, sehingga terjadi perubahan menjadi Na-bentonit dan diharapkan terjadi peningkatan sifat reologi dari suspensi mineral tersebut Agar mencapai persyaratan sebagai bahan lumpur sesuai dengan spesifikasi standar, perlu ada penambahan polimer. Hal itu dapat dilakukan melalui aktivasi bentonit untuk bahan lumpur bor.
Dikarenakan
bentonit bersifat lunak, oleh karena itu penambangannya bisa dilakukan
dengan sistem quarry atau dengan peralatan sederhana.
b. Ball Clay dan Bond Clay
Ball
clay adalah jenis lempung yang tersusun dari mineral kaolinit yang
bentuk kristalnya tidak sempurna, ilit, kuarsa dan mineral lain yang
mengandung karbon. Apabila sifat-sifat fisik ball clay tersebut lebih
rendah dari standart maka lempung tersebut disebut bond clay.
Ball clay dan Bond clay hampir tersebar merata diseluruh indonesia. Sistem penambangnnya dengan system quarry mining.
Ball
clay dan Bond clay banyak digunakan untuk bahan industri keramik dan
bata tahan api, Campuran makanan ternak, Sebagai bahan vulkanisir dalam
industri karet.
c. Fire Clay
Fire clay adalah mineral yang terdiri dari mineral kaolinit
yang bentuk kristalnya tidak sempurna, dengan mengandung sedikit mika
atau ilit, kuarsa, dan mineral lempung yang bersifat lunak dan tidak
mempunyai perlapisan. Lempung tersebut mempunyai nilai PCE >19,
sehingga tahan terhadap suhu tinggi (>15000 C) tanpa adanya
pembentukan masa gelas. Fireclay terbentuk karena soil yang tertimbun
oleh sedimen lain di daratan atau cekungan lakustrin ataupun delta yang
umumnya mengandung batubara.
Penggunaan fire clay terutama untuk refraktori, isolator, dll.
Potensi fireclay terdapat di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.
Penggunaan fire clay terutama untuk refraktori, isolator, dll.
Potensi fireclay terdapat di Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.
Teknik penambangan yang digunakan dengan sistem quarry dan penambangan sederhana, dengan peralatan sederhana seperti linggis.
d. Zeolit
Zeolit
alam merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi, dengan unsur utama
yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah. Senyawa ini
berstruktur tiga dimensi dan mempunyai pori yang dapat diisi oleh
molekul air.
Zeolit alam terbentuk dari reaksi antara batuan tufa asam berbutir halus dan bersifat riolitik dengan air pori atau air meteorik
Penggunaan zeolit adalah untuk bahan baku water treatment, pembersih limbah cair dan rumah tangga, untuk industri pertanian, peternakan, perikanan, industri kosmetik, industri farmasi, dan lain-lain.
Penggunaan zeolit adalah untuk bahan baku water treatment, pembersih limbah cair dan rumah tangga, untuk industri pertanian, peternakan, perikanan, industri kosmetik, industri farmasi, dan lain-lain.
Zeolit
terdapat di beberapa daerah di Indonesia yang diperkirakan mempunyai
cadangan zeolit sangat besar dan berpotensi untuk dikembangkan, yaitu
Jawa Barat dan Lampung.
Sistem penambangan yang digunakan dengan menggunakan sistem quarry.
e. Diatomea
Diatomit
atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen silika, yang secara
geologi terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka
diatomea (fosil tumbuhan air atau binatang kersik atau ganggang bersel
tunggal) dan terendapkan di danau atau non marin.
Diatomit
mempunyai sifat porous, permeabel, ringan, mudah pecah, dan abrasif,
densitas ruah 0,5 – 1 ton/m3, berat jenis, 2 – 2,3, porositas < 90%,
dan kandungan cangbangl 1,7 – 30 juta/cm3, dengan ukuran 0,001 – 0,4 mm.
Sebagian diatomit berwarna putih atau abu-abu, akan tetapi ada juga
yang berwarna kuning, coklat, merah muda, hitam, dan hijau, yang
tergantung dari unsur pengotornya. Secara kimia, komposisi utama
diatomit adalah silika, tetapi ada unsure lainnya seperti alumina, besi
oksida, magnesium, sodium, potassium oksida, titanium oksida, fosfat,
dan kalsium oksida.
Potensi endapan diatomea di Indonesia tersebar di berbagai tempat, antara lain di Sumatera Utara, Pulau Jawa, dan Maluku Utara.
Sistem penambangan yang digunakan dengan sistem Quarry mining.
f. Yodium
Yodium
biasanya terjadi di alam hanya sebagai yodat dan yodida atau kombinasi
keduanya. Unsur yodium dalam kerak bumi, diantaranya adalah lautarit
(IO3)2 atau kalsium yodat, dan dietzet (Ca (IO3)2 (CrO4) atau kalsium
yodat kromat.
Keberadaan yodium di Indonesia tidak jauh berbeda kondisi kegeologiannya dengan keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan air konat atau air purba yang mengan-dung yodium dengan berbagai variasi dalam suatu endapan permeabel yang terjebak bagian atas dan bawahnya oleh lapisan impermeabel..
Dalam industri farmasi yodium dimanfaatkan sebagai bahan baku utama untuk tingtur (larutan obat dalam alkohol), kesehatan (sanitary), industri desinfektan, dan herbisida. Yodium digunakan dalam garam rakyat untuk meningkatkan kualitas garam tersebut agar layak dan sehat untuk dikonsumsi.
Keberadaan yodium di Indonesia tidak jauh berbeda kondisi kegeologiannya dengan keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan air konat atau air purba yang mengan-dung yodium dengan berbagai variasi dalam suatu endapan permeabel yang terjebak bagian atas dan bawahnya oleh lapisan impermeabel..
Dalam industri farmasi yodium dimanfaatkan sebagai bahan baku utama untuk tingtur (larutan obat dalam alkohol), kesehatan (sanitary), industri desinfektan, dan herbisida. Yodium digunakan dalam garam rakyat untuk meningkatkan kualitas garam tersebut agar layak dan sehat untuk dikonsumsi.
Potensi
yodium di Indonesia berdasarkan Tushadi Madiadipoera (1990) tersebar di
beberapa lokasi dengan cadangan yang umumnya masih sumberdaya.
Kandungannya berkisar dari yang terkecil hingga mencapai 182 mg/lt. Di
beberapa tempat, muncul sebagai air lolosan (seepage) dengan debit 0,5 –
170 m3/hari. Lokasi cadangan yodium yang sudah dieksploitasi adalah di
Watokadon Mojokerto, Jawa Timur dengan kapasitas 400 - 600 kl/air
asin/hari dan mutu sekitar 112 - 182 mg/lt. Yodium di daerah ini
terdapat dalam Formasi Kalibeng umur Miosen.
Sistem penambangan dilakukan dengan pengeboran hingga diperoleh yodium.
g. Mangan
Mangan
termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam kerak bumi. Bijih mangan
utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang mempunyai komposisi oksida
dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan residu. Mangan mempunyai
warna abu-abu besi dengan kilap metalik sampai submetalik, kekerasan 2 –
6, berat jenis 4,8, massif, reniform, botriodal, stalaktit, serta
kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial. Mangan berkomposisi oksida
lainnya namun berperan bukan sebagai mineral utama dalam cebakan bijih
adalah bauxit, manganit, hausmanit, dan lithiofori, sedangkan yang
berkomposisi karbonat adalah rhodokrosit, serta rhodonit yang
berkomposisi silika.
Cebakan
mangan dapat terjadi dalam beberapa tipe, seperti cebakan hidrotermal,
cebakan sedimenter, cebakan yang berasosiasi dengan aliran lava bawah
laut, cebakan metamorfosa, cebakan laterit dan akumulasi residu. Sekitar
90% mangan dunia digunakan untuk tujuan metalurgi, yaitu untuk proses
produksi besi-baja, sedangkan penggunaan mangan untuk tujuan
non-metalurgi antara lain untuk produksi baterai kering, keramik dan
gelas, kimia, dan lain-lain.
Potensi
cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di
berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut
terdapat di Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau
Kalimantan, Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Sistem penambangan yang digunakan dengan tambang terbuka secara gophering.
h. Feldspar
Sebagai
mineral silikat pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka struktur
tektosilikat yang menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur
tetraheral SiO2 yang dipakai juga oleh struktur tetraheral lainnya.
Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi kristal seimbang terutama bila ada
kation lain yang masuk ke dalam struktur tersebut seperti penggantian
silikon oleh aluminium.
Terlepas
dari bentuk strukturnya, apakah triklin atau monoklin, felspar secara
kimiawi dibagi menjadi empat kelompok mineral yaitu kalium felspar
(KAlSi3O8), natrium felspar (NaAlSi3O8), kalsium felspar (CaAl2Si2O8)
dan barium felspar (Ba Al2Si2O8) sedangkan secara mineralogi felspar
dikelompokkan menjadi plagioklas dan K-felspar.
Plagioklas
felspar hampir selalu memperlihatkan kenampakan melidah yang kembar
(lamellar twinning) bila sayatan tipis mineral tersebut dilihat secara
mikroskopis. Sifat optis yang progresif sejalan dengan berubahnya
komposisi mineralogi memudahkan dalam identifikasi mineral-mineral
felspar yang termasuk ke dalam kelompok plagioklas tersebut.
Na-plagioklas banyak ditemukan dalam batuan kaya unsur alkali (granit,
sienit). Andesin dan oligoklas terdapat pada batuan intermediate seperti
diorit sedangkan labradorit, bitownit dan anortit biasanya sebagai
komponen batuan basa (gabro) dan anortosit.
Felspar
dari alam setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan
felspar olahan untuk keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya
dapat dimanfaatkan untuk keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang
ditentukan. Industri keramik halus dan kaca/gelas merupakan dua
industri yang paling banyak mengkonsumsi felspar olahan, terutama yang
memiliki kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.
Berbicara
mengenai potensi endapan felspar di Indonesia, sebaran material ini
terdapat hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan berbeda dari
satu daerah dengan daerah yang lain tergantung jenis endapan, primer
atau sekunder.
Data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.
Sistem penambangan dilakukan dengan Quarry mining dan benching system.Data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.
B. Kelompok BGI yang berhubungan dengan batuan gunung api
1. Obsidian
Merupakan jenis batuan beku
luar, hasil pembekuan magma yang kaya silika. Pembekuan terjadi
demikian cepat sehingga mineral pembentuknya tidak dapat mengkristal
dengan baik dan kedudukan kristalnya tidak beraturan. Obsidian berwarna
putih keabu-abuan hingga hitam. Kekerasannya 6, berat jenis 3-3,5
memiliki sifat pecahan konkoidal.
Obsidian
dapat ditemukan didaerah pegunungan seperti jambi, jawa barat, lampung,
sulawesi urata hingga irian jaya. Penambangan obsidian menggunakan
metode Quarry dengan peralatan sederhana.
Obsidian dimanfaatkan untuk pondasi bangunan, dimanfaatkan sebagi batu mulia, serta bahan perlit rekayasa.
2. Perlit
Perlit
terbentuk karena pembekuan magma asam yang tiba-tiba dengan tekanan
tinggi dalam suasana basah. Komposisi utama adalah mineral silikat
berbutir halus. Warnanya abu-abu muda hingga abu-abu kehitaman.
Perlit
banyak ditemukan didaerah Sumatera utara, Sumatera barat, Jambi,
Bengkulu, Sumatera selatan, Lampung, jawa barat, Nusa tenggara timur dan
sulawesi utara.
Perlit banyak dimanfaatkan sebagi bahan bangunan dan bila dalam bentuk ukuran pasir digunakan seebagai penyaring air.
Proses penambangan dengan tambang terbuka menggunakan alat sederhana.
3. Pumice
Batu
apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengandung
buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya disebut
juga sebagai batuan gelas volkanik silikat.
Batuan
ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunungapi yang
mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi
secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Sehingga
menyebabkan Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi. Sedangkan
mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung adalah feldspar, kuarsa,
obsidian, kristobalit, dan tridimit.
Sifat
kimia dan fisika batu apung antara lain, yaitu: mengandung oksida SiO2,
Al2O3, Fe2O3, Na2O, K2O, MgO, CaO, TiO2, SO3, dan Cl, hilang pijar
(Loss of Ignition) 6%, pH 5, bobot isi ruah 480 – 960 kg/cm3, peresapan
air (water absorption) 16,67%, berat jenis 0,8 gr/cm3, hantaran suara
(sound transmission) rendah, rasio kuat tekan terhadap beban tinggi,
konduktifitas panas (thermal conductivity) rendah, dan ketahanan
terhadap api sampai dengan 6 jam.
Keterdapatan
batu apung selalu berkaitan dengan rangkaian gunungapi berumur Kuarter
sampai Tersier. Penyebaran meliputi daerah Serang, Sukabumi, Pulau
Lombok, dan Pulau Ternate.
Batu
apung banyak dimanfaatkan sebagi bahan bangunan dan bahan industri.
Metode penambangan yang digunakan untuk menambang batu apung yaitu
metode tambang terbuka dengan alat sederhana.
4. Tras
Tras
disebut pula sebagi pozolan, merupakan bahan galian yang cukup banyak
mengandung silika amorf yang dapat larut di air/larutan asam. Tras
terbentuk akibat aktivitas vulkanik.
Tras
banyak ditemukan didaerah aceh, smatera utara, sumatera barat, jambi,
bengkulu, lampung, jawa barat, Jawa tengah, jawa timur, bali, nusa
tenggara timut, nusa tenggara barat, sulawesi utara dan sulawesi
selatan.
Pemanfaatan tras banyak sebagai batako, semen rakyat dengan penambahan kapur tohor, serta porselen lantai.
Sistem penambangan tras menggunakan metode tambang terbuka dengan peralatan sederhana.
5. Belerang
Belerang
atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme,
sifat-sifat fisik belerang adalah : Kristal belerang berwarna kuning,
kuning kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena pengaruh unsur
pengotornya. Berat jenis : 2,05 - 2,09, kekerasan : 1,5 - 2,5 (skala
Mohs), Ketahanan : getas/mudah hancur (brittle), pecahan :berbentuk
konkoidal dan tidak rata. Kilap : damar Gores : berwarna putih. Sifat
belerang lainnya adalah : tidak larut dalam air, atau H2SO4. Titik lebur
129oC dan titik didihnya 446oC.
Belerang
banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan
sintetis, pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula
pasir, accu, industri kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan
fotografi, industri logam dan besi baja.
Potensi
dan penyebaran endapan belerang Indonesia saat ini baru diketahui di
enam propinsi, dengan total cadangan sekitar 5,4 juta. Untuk tipe
sublimasi, karena proses terjadinya didasarkan kepada aktivitas gunung
berapi, maka selama gunung berapi aktif, belerang tipe ini dapat
diproduksi. Dengan demikian sumber daya belerang sublimasi dapat
dianggap tidak terbatas.
Proses penambangannya dengan metode tambang terbuka dengan menggunakan peralatan sderhana.
6. Trakhit
Merupakan
batuan beku luar, kristalnya relatif kecil mempunyai komposisi mineral
seperti granit tetapi tanpa mineral kuarsa, mineral utamanya adalah
mineral feldspar jenis ortoklas. Warnanya kuning muda hingga abu-abu,
berat jenis 2,1-2,3.
Trakhit banyak ditemukan didaerah bengkulu, sumatera selatan, lampung, jawa tengah, jawa timur, sulawesi selatan.
Pemanfaatannya banyak untuk keperluan pembuatan ornamen. Proses penambangannya dengan menggunakan peralatan sederhana.
7. Kayu Terkersikan
Merupakan
hasil proses permineralisasi oleh mineral silika pada tumbuhan jaringan
batang tumbuhan yang sebagian besar terdiri dari unsur. C.H.O.N.S.P.
Batuan ini banyak ditemukan didaerah sumatera selatan, jawa barat, jawa tengah dan jawa timur.
Penambanannya menggunakan peralatan sederhana pada daerah pinggiran sungai. Pemanfaatannya sebagi ornamen.
8. Opal
Opal
dengan rumus SiO2nH2O terbentuk akibat pengerasan daei agar-agar silika
yang berasal dari batuan piroklastik. Memiliki warna bervariasi dan
biasa dikenal sebagai batu akik, kekerasannya 4-7 berat jenis 1,98-2,20.
Opal
banyak ditemukan didaerah jawa barat, yogyakarta, irian jaya. Opal
banyak dimanfaatkan sebagai mata cincin, kristal atau lampu.
Metode penambangan yang digunakan dengan metode dan peralatan sederhana.
9. Kalsedon
Kalsedon
merupakan salah satu variasi mineral silika yang terbentuk oleh
pengendapan bertahap sehingga memberikan kenampakan berlapis dari
larutan silika koloid tidak jenuh didalam rongga batuan tersingkap.
Kalsedon
banyak ditemukan didaerah jawa barat, jawa tengah, jawa timur, Nusa
tenggara barat, dan maluku. Kalsedon biasa dimanfaatkan sebagai batu
mulia. Penambangannya dilakukan dengan peralatan sederhana.
10. Andesit dan Basalt
Merupakan
jenis batuan beku intermedier sampai basa dipermukaan bumi. Berwarna
gelap abu-abu hingga hitam. Tahan terhadap air hujan, berat jenisnya
2,3-2,7. Batuan ini hampir tersebar diseluruh daerah diindonesia.
Pemanfaatannya sebagai pondasi rumah. Sistem penambangan yang digunakan dengan penambangan rakyat menggunakan alat sederhana.
11. Pasir Gunung Api
Pasir
gunung api merupakan bahan lepas berukuran pasir yang dihasilkan pada
saat gunung api meletus. Banyak ditemukan diseluruh daerah pegunungan di
indonesia. Pemanfaatannya sebagai bahan bangunan. Penambangannya dengan
menggunakan alat sederhana.
12. Breksi Pumice
Breksi
pumice merupakan batuan piroklastik berbutir kasar berwarna abu-abu.
Banyak ditemukan didaerah pegunungan diindonesia. Dimanfaatkan sebagi
batako. Penambangan dilakukan dengan tambang terbuka menggunakan
alat-alat sederhana.
C. Kelompok BGI yang berhubungan dengan intrusi plutonik
1. Granit dan Granodiorit
Batuan
ini terjadi akibat proses pembekuan magma bersifat asam. Berwarna
merah, coklat, abu-abu. Tempat ditemukannya didaerah pegunungan dimana
terdapat aktivitas magma. Batuan ini dimanfaatkan sebagi sebagai lantai
atau ornamen dinding. Teknik penambangan yang digunakan dengan
penambangan terbuka.
2. Gabro dan Peridotit
Gabro
dan peridotit merupakan batuan yang terbentuk dari proses pembekuan
magma ultra basa. Banyak ditemukan didaerah indonesia bagian timur.
Penggunaannya sebagai lantai dan ornamen dinding. Penambangannya dengan
menggunakan tambang terbuka.
3. Alkali Feldspar
Mineral
ini terbentuk dari proses kristalisasi pada fase pembekuan magma yang
bersifat asam dengan kadar SiO2 tinggi unsur alkalinya (K dan Na).
Kekerasannya 6. Pemanfaatannya untuk industri
keramik dan gelas. Penambangannya dengan menggunakan tambang terbuka
quarry mining. Hampir tersebar diseluruh daerh diindonesia.
4. Bauksit
Bauksit
merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O)
dan mineral gibsit (Al2O3 .3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3
sebanyak 45 – 65%, SiO2 1 – 12%, Fe2O3 2 – 25%, TiO2 >3%, dan H2O 14 –
36%.
Bijih
bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan
pelapukan sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang
mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2)
bebasnya sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan
tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari batuan beku,
batu lempung, lempung dan serpih. Batuan-batuan tersebut akan mengalami
proses lateritisasi, yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras
menjadi bauksit.
Bauksit
dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman
tertentu. Potensi dan cadangan endapan bauksit terdapat di Pulau
Bintan, Kepulauan Riau, Pulau Bangka, dan Pulau Kalimantan.
Pemanfaatannya sebagi pembentuk alumina. Penambangnnya menggunakan
sistem tambang terbuka.
5. Mika
Mika
terbentuk pada akhir proses pembekuan magma yang kekentalannya rendah.
Berwarna gelap bening. Banyak Ditemukan didaerah Aceh, Sumatera utara,
kalimantan barat, kalimantan tengah, sulawesi tengah, dan irian jaya.
Pemanfaatannya
banyak pada industri mesin dan listrik. Penambangannya dilakukan dengan
tambang terbuka menggunakan alat sederhana.
6. Asbes
Asbes
adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat
dipisah-pisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan
komposisi mineralnya, asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian.
Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang merupakan hidroksida
magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O, Golongan
amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan
tremolit.
Yang
banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil. Perbedaan
dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena
sifatnya yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat
dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan yaitu dari serat yang berukuran
panjang hingga yang halus.
Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah :
1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :
a. Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap, pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes, dan lain-lain.
b. Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik, alat kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik.
2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas :
a. Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia dan listrik.
Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah :
1) Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :
a. Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel uap, pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan tekstil asbes, dan lain-lain.
b. Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik, alat kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik.
2) Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas :
a. Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat kimia dan listrik.
b. Asbes
untuk atap : Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa
isolator-isolator panas dan listrik; Dinding-dinding asbes untuk rumah
dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket, ketel, dan tanur; Macam-macam
bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan kebanyakan
asbes sebagai bubur.
Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan industri tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes serpentin. Krisotil juga merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri pertekstilan.
Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan kebutuhan industri tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes serpentin. Krisotil juga merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri pertekstilan.
Proses
penambangan asbes dengan menggunakan tambang terbuka menggunakan
peralatan sederhana. Dan banyak ditemukan didaerah jawa tengah,
halmahera, sulawesi tenggara, nusa tenggara timur, dan irian jaya.
D. Kelompok BGI yang berhubungan dengan endapan Residu
1. Lempung
Lempung
merupakan butir-butir halus berdasarkan tabel wentworth jika
butir-butir tersebut menyatu maka dinamkan batu lempung yang terbentuk
dari proses pelapukan batuan beku sebelumnya. Dan ditemukan hampir
tersebar merata diseluruh indonesia. Metode penambangan yang digunakan
ialah tambang terbuka. Dan lempung banyak dimanfaatkan untuk pembuatan
bata dan keramik.
2. Pasir Kuarsa
Pasir
kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika
(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses
pengendapan. Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan
hasil pelapukan batuan yang mengandung mineral utama, seperti kuarsa
dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian tercuci dan terbawa oleh air atau
angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau laut.
Pasir
kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO,
MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada
senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik
lebur 17150C, bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan
konduktivitas panas 12 – 1000C.
Dalam
kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas,
baik langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai
bahan baku utama, misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen,
tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon, silikon carbide bahan
abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan,
misal dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata
tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.
Cadangan
pasir kuarsa terbesar terdapat di Sumatera Barat, potensi lain terdapat
di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan,
dan Pulau Bangka dan Belitung.
Penambangannya menggunakan metode tambang terbuka dengan sistem benching.
3. Intan
Intan
merupakan satu-satunya batu permata yang mempunyai formula yang terdiri
dari satu unsur yaitu carbon (C). Banyak ditemukan didaerah riau,
kalimantan barat, kalimantan tengah, kalimantan timur, serta kalimantan
selatan. Intan banyak dimanfaatkan sebagi bahan perhiasan seperti
berlian dan penggunaan dalam industri sebagi alat pemotong seperti bor,
mata gergaji dan lainnya.. Penambangannya dengan pembuatan lubang dalam
dimana terdapatnya intan dengan peralatan sederhana.
4. Kaolin
Kaolin
merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan
kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak
keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat
(2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral penyerta.
Proses
pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan
dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan
kaolin ada dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi.
Mineral
yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit,
dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih
besar dan umumnya membentuk endapan tersendiri.
Sifat-sifat
mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 –
2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah,
serta pH bervariasi.
Potensi
dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi
lainnya tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.
5. Zirkon
Mineral
utama yang mengandung unsur zirkonium adalah zirkon/zirkonium silika
(ZrO2.SiO2) dan baddeleyit/zirkonium oksida (ZrO2). Kedua mineral ini
dijumpai dalam bentuk senyawa dengan hafnium. Pada umumnya zirkon
mengandung unsur besi, kalsium sodium, mangan, dan unsur lainnya yang
menyebabkan warna pada zirkon bervariasi, seperti putih bening hingga
kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan gelap,
sisitim kristal monoklin, prismatik, dipiramida, dan ditetragonal, kilap
lilin sampai logam, belahan sempurna – tidak beraturan, kekerasan 6,5 –
7,5, berat jenis 4,6 – 5,8, indeks refraksi 1,92 – 2,19, hilang pijar
0,1%, dan titik lebur 2.5000C.
Zirkon
terbentuk sebagai mineral asseccories pada batuan yang mengandung
Na-feldspa (batuan beku asam dan batuan metamorf). Jenis cebakannya
dapat berupa endapan primer atau endapan sekunder.
Kegunaann zirkon adalah untuk bahan baku elektronik, keramik.
Potensi
zirkon menyebar di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau,
dan Kalimantan bagian barat. Potensi ini mengikuti penyebaran kasiterit,
yang dikenal dengan nama tin belt.
6. Korundum
Korundum
dengan rumus kimia Al2O3, mempunyai kekerasan 9 Berat jenis 3,95-4,10.
Warnanya bervariasi antara lain biru, merah, abu-abu, coklat dan putih.
Corundum terbentuk dari segregasi batuan yang bebas silika. Corumdum
banyakditemukan didaerah kalimantan. Corundum dimanfaatkan sebagai bahan
abrasive dan batu permata. Penambangannya Sama dengan penambangan intan
dikarenakan coruncum berasosiasi dengan intan.
7. Kelompok Kalsedon
Kalsedon
merupakan kelompok mineral yang terjadi oleh larutan magma yang mengisi
rekahan dan urat-urat vein. Banyak ditemukan didaerah jawa barat, jawa
tengah, jawa timur, Nusa tenggara barat, dan Maluku. Pemanfaatannya
sebagai hiasan batu permata. Penambangannya dengan metode dan alat
sederhana.
8. Kuarsa Kristal
Kuarsa
kristal dengan rumus kimia SiO2 dan kekerasan 7 berwarna putih susu
banyak ditemukan didaerah jawa barat, jawa tengah, jawa timur, dan
kalimantan tengah. Pemanfaatannya sebagai bahan baku batu permata.
Penambangannya dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan alat-alat
sederhana.
9. Sirtu
Sirtu
adalah nama singkatan dari pasir dan batu. Banyak ditemukan didaerah
lereng sekitar gunung api. Pemanfaatannya sebagai bahan bangunan. Metode
penambangannya digali dengan alat sederhana.
E. Kelompok BGI yang berhubungan dengan proses hidrotermal
1. Barit
Pada umumnya, barit (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang senyawanya mempunyai bentuk kristal yang sama.
Unsur
pengotor barit adalah besi oksida, lempung, dan unsur organik, yang
semuanya dapat memberikan beragam warna pada warna kristal barit murni
adalah putih atau abu-abu.
Sebagai
unsur Barium (Ba), barit juga dijumpai sangat terbatas mengandung
feldspar (3% BaO), plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO), dan
biotit (6-8% BaO). Kerak bumi rata-rata mengandung unsur barium sekitar
0,05%. Barit juga dijumpai sebagai mineral ikutan (gangue mineral)
terutama pada cebakan logam sulfida, seperti timah.
Sebagian
besar produksi barit dunia digunakan dalam industri perminyakan.
Pemakaian ini mencapai sekitar 85-90% dari produksi barit secara
keseluruhan. Sisanya digunakan sebagai bahan baku dalam industri kimia
barium, sebagai bahan pengisi dan pengembang (filler dan extender), dan
agregat semen.
Barit
banyak ditemukan didaerah jawa, kalimantan, nusa tenggara timur dan
sulawesi selatan. Penambangan yang digunakan dengan tambang terbuka.
2. Gipsum
Gipsum
(CaSO4.2H2O) mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit
alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih,
namun terdapat variasi warna lain, seperti warna kuning, abu-abu, merah
jingga, dan hitam, hal ini tergantung mineral pengotor yang berasosiasi
dengan gypsum. Gipsum umumnya mempunyai sifat lunak, pejal, kekerasan
1,5 – 2 (skala mohs), berat jenis 2,31 – 2,35, kelarutan dalam air 1,8
gr/l pada 00C yang meningkat menjadi 2,1 gr/l pada 400C, tapi menurun
lagi ketika suhu semakin tinggi.
Gipsum
terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang
bervariasi. Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat
proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika
salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gypsum
berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batugamping, serpih
merah, batupasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk
endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen.
Gypsum banyak digunakan sebagai bahan tambahan semen portland, serta alat kesehatan dan kimia.
Sistem penambangan yang dilakukan dengan menggunakan sistem quarry.
3. kaolin
Kaolin
merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan
kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak
keputihan. Kaolin mempunyai komposisi hidrous alumunium silikat
(2H2O.Al2O3.2SiO2), dengan disertai mineral penyerta.
Proses
pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan
dan proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan
kaolin ada dua macam, yaitu: endapan residual dan sedimentasi.
Mineral
yang termasuk dalam kelompok kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit,
dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai kandungan air lebih
besar dan umumnya membentuk endapan tersendiri.
Sifat-sifat
mineral kaolin antara lain, yaitu: kekerasan 2 – 2,5, berat jenis 2,6 –
2,63, plastis, mempunyai daya hantar panas dan listrik yang rendah,
serta pH bervariasi.
Potensi
dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi
lainnya tersebar di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.
4. Talk
Talk
adalah mineral yang sangat lunak dengan komposisi kimia 3Mg.4SiO4H2O,
dan biasanya terjadi sebagai mineral sekunder hasil hidrasi batuan
pembawa magnesium (magnesium bearing rock), seperti peridotit, gabro,
dan dolomit.
Endapan
talk umumnya hampir sama di setiap daerah, sebagian besar batuan induk
untuk formasi talk merupakan batuan dolomit (kemurnian talk tinggi) dan
ultramafik (kemurnian talk rendah).
Talk
mempunyai sifat halus, licin, penghisap minyak dan lemak, konduktivitas
listrik rendah, penghantar panas tinggi, dan electric strength tinggi.
Potensi endapan talk yang telah diketahui terdapat di Kebumen (Jawa Tengah), dan Halmahera Tengah (Maluku).
5. Magnesit
Magnesium
merupakan logam yang teringan, dengan berat jenisnya 1,74, cukup kuat
dan dalam bentuk alloy, tahan terhadap korosi di udara tetapi tidak
tahan terhadap air laut, serta mudah terbakar. Jumlah mineral yang
mengandung magnesium tercatat sebanyak 244 buah. Magnesit dapat
ditemukan dalam mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan
sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan marin, kecuali
brukit. Magnesit ditemukan didalam batuan serpentin. Mineral-mineral
lain yang sering ditemukan bersama magnesium adalah talk, limonit, opal,
dan kalsit.
Magnesit
umumnya jarang ditemukan dalam bentuk mineral, tetapi secara utuh
terdapat pada larutan padat siderit (FeCO3) bersama-sama Mn dan Ca yang
dapat menggantikan unsur Mg. Magenesit sering digunakan untuk bahan
refraktori, industri semen sorel, bahan isolasi, pertanian, peternakan,
industri karet, dll.
Mineral magnesit keterdapatannya berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga cadangan magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang mengandung mangnesit adalah dolomit (Ca Mg(CO3)2, magnesit zedin (Mg CO3), epsonil (Mg So4) 7 H2O, dan brukit (Mg (OH) 2.
Mineral magnesit keterdapatannya berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga cadangan magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan ubahan tersebut. Batuan atau mineral yang mengandung mangnesit adalah dolomit (Ca Mg(CO3)2, magnesit zedin (Mg CO3), epsonil (Mg So4) 7 H2O, dan brukit (Mg (OH) 2.
Batuan
dan mineral tersebut dapat ditemukan di DI. Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Jawa Tengah , Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, Irian
Jaya.
6. Pirofilit
Piropilit
adalah paduan dari alumunium silikat, yang mempunyai rumus kimia
Al2O3.4SiO2H2O. Mineral yang termasuk piropilit adalah kianit,
andalusit, dan diaspor. Bentuk kristal piropilit adalah monoklin serta
mempunyai sifat fisik dan kimia yang mirip dengan talk.
Piropilit
terbentuk umumnya berkaitan dengan formasi andesit tua yang memiliki
kontrol struktur dan intensitas ubahan hidrotermal yang kuat. Piropilit
terbentuk pada zone ubahan argilik lanjut (hipogen), seperti kaolin,
namun terbentuk pada temperatur tinggi dan pH asam.
Kegunaan piropilit adalah untuk pakan ternak, industri kertas sebagai pengganti talk, dan lain-lain .
Piropilit
terdapat di beberapa tempat yang diakibatkan munculnya formasi andesit
tua, seperti di Pulau Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara
Barat, dan Pulau Sulawesi.
7. Toseki
Nama
mineral ini relatif baru, sehingga belum banyak dikenal. Toseki atau
batuan kuarsa-serisit tarbentuk pada zona ubahan filik yang mengandung
kuarsa, serisit, kaolinit, feldspar. Banyak ditemukan Di sumatera barat,
bengkulu, lampung, jawa .Nusa tenggra, kalimantan barat, sulawesi utara
dan sulawesi selatan. Penambangannya sama seperti penambangan
pirofilit. Pemanfaatannya sebagia bahan baku keramik.
8. Oker
Oker adalah tanah yang lunak terdiri dari campuran oksida besi dan bahan yang liat. Terdapat didaerah
jawa barat dan jawa timur. Pemanfaatannya sebagai pewarna pada ubin.
Penambangannya dengan metode tambang terbuka menggunakan peralatan
sederhana.
9. Tawas
Tawas
atau alum merupakan persenyawaan garam komplex. Banyak ditemukan
didaerahjawa barat, jawa tengah, jawa timur. Pemanfaatannya sebagai penjernihan air.
Penambangannya dengan metode tambang terbuka menggunakan peralatan sederhana.
F. Kelompok BGI yang berhubungan dengan Batuan Malihan
1. Kalsit
Kalsit
merupakan mineral utama pembentuk batugamping, dengan unsur kimia
pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat (CO3), mempunyai
sistem kristal Heksagonal dan belahan rhombohedral, tidak berwarna dan
transparan.
Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor yang dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya substitusi ini ada perubahan dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn).
Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi oleh unsur logam sebagai pengotor yang dalam prosentasi berat tertentu membentuk mineral lain. Dengan adanya substitusi ini ada perubahan dalam penulisan rumus kimia yaitu CaFe (CO3)2 dan MgCO3 (subtitusi Ca oleh Fe), CaMgCO3, Ca2MgFe (CO3)4 (subtitusi oleh Mg dan Fe) dan CaMnCO3 (substitusi oleh Mn).
Sifat
fisika dari kalsit adalah bobot isi 2,71; kekerasan 3 (skala Mohs);
bentuk prismatik; tabular; pejal; berbutir halus sampai kasar; dapat
terbentuk sebagai stalaktit, modul tubleros, koraloidal, oolitik atau
pisolitik. Warna kalsit yang tidak murni adalah kuning, coklat, pink,
biru, lavender, hijau pucat, abu-abu, dan hitam.
Penggunaan
kalsit saat ini telah mencakup berbagai sektor yang didasarkan pada
sifat fisik dan kimianya. Penggunaan tersebut, meliputi sektor
pertanian, industri kimia, makanan, logam dan lainnya.
Dilihat
dari kejadiannya, kalsit secara umum berkaitan erat dengan batu-gamping
dan aktifitas magma, namun berdasarkan data hasil penelitian baru
diketahui di sepanjang pantai barat Sumatera, Jawa bagian selatan dan
utara (sebagian kecil). Bentuk endapan dapat datar, bukit atau berupa
lensa. Cadangan yang diketahui merupakan klasifikasi cadangan tereka di
daerah Indarung (10,1 juta ton), Sumatera Barat (10 juta ton) dan
Begelan di Kabupaten Purwokerto (0,1 Juta ton).
2. Marmer
Marmer
atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau malihan
dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya
endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut
membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.
Akibat
rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan
keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60
juta tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier.
Marmer
akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batugamping. Setiap ada
batu marmer akan selalu ada batugamping, walaupun tidak setiap ada
batugamping akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan
proses gaya endogen yang mempengaruhinya baik berupa tekan maupun
perubahan temperatur yang tinggi. Di Indonesia penyebaran marmer
tersebut cukup banyak, seperti dapat dilihat pada.
Penggunaan
marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua
penampilan yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario
biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja, dinding dan
sebagainya, sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan
patung
3. Batu Sabak
Batu
sabak merupakan batuan malihan yang berasal dari batu lempung yang
mengalami metamorfosa. Penggunaannya sebagai atap rumah, industri cat.
Banyak terdapat didaerah aceh, sumatera barat. Penambangannya dengan menggunakan alat sederhana seperti linggis dn gergaji.
4. Kuarsit
Merupakan
metamorfosa dari kuarsa. Banyak ditemukan didaerah aceh, sumatera
utara, riau, jambi, maluku, dan jawa tengah. Pemanfaatannya sebagai
agregat bahan bangunan. Penambangannya dengan menggunakan peralatan
sderhana.
5. Grafit
Grafit
umumnya berwarna hitam hingga abu-abu tembaga, kekerasan 1 – 2 (skala
Mohs), berat jenis 2,1 – 2,3, tidak berbau dan tidak beracun, serta
tidak mudah larut, kecuali dalam asam hidroflorik atau aqua regia
mendidih. Proses dekomposisi berlangsung lambat pada suhu 6000C dan
dalam kondisi oksida atau pada suhu 3.5000C bila kondisi bukan oksida.
Grafit
adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen, dan
metamorf. Secara kimia, grafit sama dengan intan karena keduanya
berkomposisi karbon, yang membedakannya adalah sifat fisik. Intan
dikenal sangat keras, langka, dan transparan, sedangkan grafit agak
lunak, mudah ditemukan, dan opak.
Menurut
Kuzvart (1984) grafit dapat terjadi secara proses magnetik awal, kontak
magmatik, hidrotermal, metamorfogenik, dan residual.
Belum ditemukan daerah yang berpotensi di Indonesia. Sampai saat ini Indonesia masih megimpor grafit.
6. Mika
Mika
terbentuk pada akhir proses pembekuan magma yang kekentalannya rendah.
Berwarna gelap bening. Banyak Ditemukan didaerah Aceh, Sumatera utara,
kalimantan barat, kalimantan tengah, sulawesi tengah, dan irian jaya.
Pemanfaatannya
banyak pada industri mesin dan listrik. Penambangannya dilakukan dengan
tambang terbuka menggunakan alat sederhana.
7. Wolastonit
Batuan yang berbentuk pipih seperti jarum dan berserat yang
berwarna abu-abu, kekerasan4-4,5 berat jenis2,8. dimanfaatkan sebagai bahan refraktori. Penambangannya
menggunakan metode tambang terbuka dengan peraltan sederhana. Dan tersebar didaerah
sumatera barat.
Repost from : rizkimartarozi.blogspot.com